ABU
HASAN ALI IBNU AL-HAITHAM
( 965 - 1040 AD) (965
- 1040 M)
Biografi
Abu
Ali Hasan Ibnu al-Haitham merupakan salah satu fisikawan paling terkemuka
dengan kontribusi dalam bidang optik dan
metode ilmiah. al-Haitham lahir di 965 AD di Bashrah. kalangan cerdik pandai di
Barat, dengan nama Alhazen, ia adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam
bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.
Surat kabar terkemuka di Inggris, The Independent pada edisi 11 Maret
2006 sempat menurunkan sebuah artikel yang sangat menarik bertajuk ”Bagaimana
para inventor muslim mengubah dunia.”The Independent" 20 penemuan penting
para ilmuwan Muslim menyebut sekitar yang mampu mengubah peradaban umat manusia,
salah satunya adalah penciptaan kamera obscura.
Perjalanan Al Haitham
Sejak kecil al-Haitham dikenal berotak
encer. Ia menempuh pendidikan pertamanya di tanah kelahirannya. Beranjak dewasa
ia merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Namun, Al-Haitham
lebih tertarik untuk menimba ilmu dari pada menjadi pegawai pemerintah. Setelah
itu, ia merantau ke Ahwaz dan metropolis intelektual dunia saat itu yakni kota
Baghdad. Di kedua kota itu ia menimba beragam ilmu. Ghirah keilmuannya yang
tinggi membawanya terdampar hingga ke Mesir, Al-Haitham pun sempat mengenyam
pendidikan di Universitas al-Azhar yang didirikan Kekhalifahan Fatimiyah.
Setelah itu, secara otodidak, ia mempelajari hingga menguasai beragam disiplin
ilmu seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, fisika, dan
filsafat.
Secara serius dia mengkaji dan
mempelajari seluk-beluk ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik telah
dilahirkan dan dicetuskannya. Dialah orang pertama yang menulis dan menemukan
pelbagai data penting mengenai cahaya. Konon, dia telah menulis tak kurang dari
200 judul buku.
Dalam salah satu kitab yang ditulisnya, Alhazen – begitu dunia Barat menyebutnya – juga menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam. Ia pun mencetuskan teori tentang berbagai macam fenomena fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelangi
Keberhasilan
lainnya yang terbilang fenomenal adalah kemampuannya menggambarkan indra
penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika ‘Bapak Optik’ dunia itu
mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh detil
bagian indra pengelihatan manusia. Hebatnya lagi, ia mampu menjelaskan secara
ilmiah proses bagaimana manusia bisa melihat. ia telah dianggap sebagai bapak
optik modern Terjemahan Latin dari karya utamanya, Kitab-al-Manazir yang diterjemahkan dalam bahasa latin
telah memberikan pengaruh besar pada ilmu pengetahuan Barat misalnya Ia
banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham
kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan
mikroskop serta teleskop.
Teori dan penemuan Al Haitham yang
fenomenal
Begitu banyak kontribusi yang diberikan al haitham dalam
bidang optik maupun metode ilmiah, baik berupa teori maupun penemuan. Beberapa
teori dan temuan yang membuat al haitham dikenal secara meluas baik di dunai
timur maupun barat yaitu teorinya mengenai penglihatan, senja, lensa pembesar
dll dan temuannya kamera obscura
Ø Teori Penglihatan
Teori
penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan Euclid. Kedua
ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya keluar dari
mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haitham mengoreksi
teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang
mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa terlihat. Secara
detail, Al-Haitham pun menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf
di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil
bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan
menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil penelitian
Al-Haitham itu lalu dikembangkan Ibnu Firnas di Spanyol dengan membuat kaca
mata.
Ø Teori Senja
Dalam buku lainnya yang diterjemahkan
dalam bahasa Inggris berjudul Light On Twilight Phenomena, al-Haitham
membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta
bayang-bayang dan gerhana. Menurut Al-Haitham, cahaya fajar bermula apabila
matahari berada di garis 19 derajat ufuk timur. Warna merah pada senja akan
hilang apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk barat. Ia pun
menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
Ø Teori Lensa Pembesar
Al-Haitham juga mencetuskan teori lensa
pembesar. Beliau melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar dan dari situ
terhasillah teori lensa pembesar. Teori itu digunakan para saintis di Italia
untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia.
Ø Prinsip Volume Udara Dan Gaya Gravitasi
Yang lebih menakjubkan adalah Ibnu
Haitham telah menemukan prinsip volume udara sebelum seorang ilmuwan yang
bernama Trricella mengetahui hal itu 500 tahun kemudian. Ibnu Haitham juga
menemukan keberadaan gaya gravitasi sebelum Issaac Newton mengetahuinya.
Ø Teori Mengenai Jiwa Manusia
Selain itu, teori Ibnu Haitham mengenai
jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara
teratur telah memberikan ilham kepada ilmuwan barat untuk menghasilkan film.
Teori beliau telah membawa kepada penemuan film yang kemudian disambung-sambung
dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat kita tonton saat ini
Ø Kamera Obscura
Itulah
salah satu karya al-Haitham yang paling monumental. Penemuan yang sangat
inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi.
Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal
ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena
gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan Citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.
Perkembangan kamera
obscura
Nah pada makalah ini, akan membahas
mengenai perkembangan kamera obscura. Berikut perkembangannya
Awanya
Istilah
kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pun diperkenalkan di Barat sekitar
abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura, Cardano Geronimo (1501
-1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai mengganti lobang bidik
lensa dengan lensa (camera).
dilanjutkan
Setelah
itu, penggunaan lensa pada kamera onscura juga dilakukan Giovanni Batista
della Porta (1535–1615 M). Ada pula yang menyebutkan bahwa istilah kamera
obscura yang ditemukan al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh
Joseph Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan
menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar
proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).
Dilanjutkan menjadi kamera portable obscura
Setelah
itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil,
tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900
tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara
permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto
permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.
Dikembangkan kembali
Tahun
1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari
tentara Inggris selama Perang Crimean. Dia mengembangkan plat-plat dalam
perjalanan kamar gelapnya – yang dikonversi gerbong. Tahun 1888, George Eastman
mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik
sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti
perkembangan teknologi.
Sebuah
versi kamera obscura digunakan dalam Perang Dunia I untuk melihat pesawat
terbang dan pengukuran kinerja. Pada Perang Dunia II kamera obscura juga
digunakan untuk memeriksa keakuratan navigasi perangkat radio.
Memasuki abad ke-20, penemuan di bidang kamera terus berlanjut. Begitulah
penciptaan kamera obscura yang dicapai al-Haitham mampu mengubah peradaban
dunia.
Peradaban
dunia modern tentu sangat berutang budi kepada ahli fisika Muslim yang lahir di
Kota Basrah, Irak. Al-Haitham selama hidupnya telah menulis lebih dari 200
karya ilmiah. Semua didedikasikannya untuk kemajuan peradaban manusia.
Sayangnya, umat Muslim lebih terpesona pada pencapaian teknologi Barat,
sehingga kurang menghargai dan mengapresiasi pencapaian ilmuwan Muslim di era
kejayaan Islam.
Daftar pustaka
http://pengetahuan-oemum.blogspot.com/2010/08/kamera-obscura-cikal-bakal-kamera.htm
0 komentar:
Posting Komentar